Kyokushin Karate A Character Building

Normal
0

false
false
false

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

 

Oleh : Silvester Sebastian 

Halaman Pertama

“Kensei” Miyamoto Musashi.

Gambar

Pendiri Kyokushin karate, Masutatsu Oyama sangat terinspirasi oleh kisah Miyamoto Musashi, seorang samurai yang dilahirkan pada tahun 1584 disebuah desa Miyamoto, propinsi Mimasaka, seorang jagoan pedang single fighter yang sangat legendaris, pencipta aliran pedang Niten Ichiryu, yang mendapat julukan sebagai “Kensei/pedang suci“ sebuah aliran yang memegang tachi / pedang panjang dengan satu tangan, sedangkan tangan kiri memegang kodachi / pedang pendek, yang mendobrak tradisi memegang pedang panjang dengan dua tangan, mulai melakukan duel hidup dan mati pada usia 13 tahun, melawan seorang samurai bernama Arima Kihei, yang piawai memainkan pedang dan tombak dari perguruan Shinto ryu, perkelahian selanjutnya terjadi pada waktu berusia 16 tahun, melawan samurai bernama Tadashima Akiyama, dan mengalahkannya!

Gambar

Setelah itu Musashi meninggalkan kampung halamannya, dan bergabung dengan tentara jenderal Ishida Mitsunari. Pada tahun 1603, Tokugawa Ieyasu berhasil memenangkan pertempuran yang menentukan di padang Seki ga Hara, menjadi Shogun dan menyatukan Jepang di bawah pemerintahannya. Setelah kekalahan di Seki ga Hara, Musashi meneruskan pengembaraannya sebagai seorang shugosa, tidak terkalahkan didalam  60 x pertarungan, baik duel satu lawan satu, maupun dikeroyok oleh ratusan lawan, pertarungan yang sangat spektakuler adalah ketika berumur 21 tahun, dia seorang diri menantang dan menghadapi perguruan Yoshioka, sebuah perguruan yang sangat terkenal di Kyoto, mantan guru dari klan Ashikaga, dengan pedang kayu dia menjatuhkan Seijiro, ketua perguruan Yoshioka yang bersenjatakan pedang pusaka, hanya dengan sebuah pukulan yang meremukkan tulang selangkanya, dan membunuh Denshichiro (adik Seijiro) yang ingin membalas dendam kakaknya, dalam pertarungan satu lawan satu, juga hanya dengan sebuah bacokan pedang kayu yang memecahkan tempurung kepalanya!

Musashi juga memenuhi tantangan dari Hanshichiro, ketua perguruan terakhir dari Yoshioka, yang masih belum cukup umur, Musashi menunggu dan bersembunyi ditempat pertempuran sebelum waktunya, ketika Hanshichiro dan ratusan pasukannya yang bersenjata lengkap dengan senjata api, mulai gelisah menunggu kedatangan Musashi yang telah melewati waktu yang ditentukan, serta mulai mengendorkan kewaspadaannya karena menganggap Musashi telah bertindak pengecut dan melarikan diri, tiba-tiba dia seperti muncul dari dalam tanah, melakukan serangan kilat dan memenggal kepala anak itu! Dengan dua pedang yang terhunus, dia menyerbu masuk kedalam pasukan yang telah kehilangan semangat bertempur, dalam waktu yang sangat cepat, organ-organ tubuh bertebaran, tubuh-tubuh bergelimpangan, ketika pasukan lawan kocar-kacir dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri, kesempatan ini digunakan oleh Musashi untuk menghilang dengan cepat seperti asap!

Setelah pertarungan yang mengerikan itu, Musashi mengembara keseluruh Jepang, pada tahun 1605, dengan pedang kayunya, dia menantang seorang pendeta prajurit yang bernama Oku, salah satu dari tujuh pilar dari kuil Hozoin yang terletak di bukit Abura di Nara, Oku bertubuh tinggi besar serta mahir  bermain tongkat, Musashi menantangnya di dojo kuil Hozoin, dan membunuhnya dengan sebuah bacokan yang sangat keras! Kisahnya dilanjutkan dengan pembasmian 30an ronin (samurai gelandangan) yang sering mengganggu ketenteraman penduduk didaerah Sarusawa, ronin-ronin tersebut memanfaatkan kematian Oku untuk mengadu domba Musashi dengan para pendeta prajurit dari kuil Hozoin, dan menghadang Musashi didataran Hannya, tetapi akhirnya mereka malah ditumpas habis oleh Musashi bersama-sama para pendeta prajurit kuil Hozoin!

Ketika Musashi berada di propinsi Iga, ia bertarung dengan seorang pendekar ahli bola rantai dan sabit yang bernama Shishido Baiken, ketika Shishido memutar-mutar bola rantainya bagai kitiran yang membentuk sebuah perisai yang tidak tembus air, tanpa membuang waktu sedikitpun, Musashi menghunus pedang pendeknya, sedikitpun tidak memberi peluang dan kesempatan pada Shishido untuk menyerang, secepat kilat yang menyambar, menusuk dadanya, kemudian mendorongnya dan mengakhirinya! Melihat gurunya terbunuh secara cepat dan mengenaskan, murid-murid Shishido Baiken segera mengepung dan menyerang Musashi, tanpa ragu sedikitpun, Musashi menyongsong mereka dengan ganas, melihat kehebatan dan keperkasaan Musashi, akhirnya mereka lari tunggang langgang untuk menyelamatkan nyawanya!

Di Edo, Muso Gonosuke, seorang pendekar ahli bermain tongkat, menantang duel Musashi, Musashi memotong sebuah tongkat kecil bagai sebilah pedang, ketika Gonosuke menyerang dengan ganas, Musashi malah menyongsongnya dengan sebuah pukulan kekepalanya, akhirnya Gonosuke melarikan diri!

Pertarungan terakhir yang paling legendaris dengan lawan yang setara terjadi pada tahun 1612, saat dia berada di Ogura propinsi Bunzen, Musashi dipertemukan dengan seorang samurai bernama Sasaki Kojiro, yang mendapat julukan “sang Dedalu ditepi sungai“, yang sangat ahli bermain pedang gaya Tsubame gaesi atau burung bersisik, yang diilhami oleh gerakan ekornya pada waktu terbang, atas prakarsa seorang daimyo (penguasa propinsi) bernama Hosokawa Tadaoki , pertarungan tersebut dilaksanakan di sebuah pulau kecil bernama Funashima di Ogura Bunzen.

Gambar

Untuk melawan Sasaki Kojiro yang bersenjatakan sebilah pedang pusaka “Galah pengering“ buatan Nagamitsu dari Bizen, yang ukuran panjangnya melebihi ukuran standar, Musashi sekali lagi sengaja datang terlambat, bahkan di dalam perjalanan naik kapal kepulau tersebut, Musashi membikin sebuah pedang kayu yang sangat sederhana dari dayung yang lapuk, dalam duel hidup dan mati tersebut, Musashi berhasil memenangkan pertarungan dengan memecahkan tempurung kepala Sasaki Kojiro, dengan selisih hanya satu inchi saja, karena pedang pusaka Sasaki Kojiro secara bersamaan berhasil memotong putus tali pengikat rambut Musashi!

Setelah pertarungan yang sangat spektakuler tersebut, Musashi menanggalkan pedang sungguhan pada waktu berduel, dan tetap tidak terkalahkan, pada tahun 1643, Miyamoto Musashi mendapatkan “ku“/ pencerahan rohani, merasa telah menemukan jati dirinya, dia  mengasingkan diri di gua Reigendo, serta menuliskan falsafah & filosofinya, teknik-teknik bermain pedang, serta strategi-strategi bertarung, menjadi sebuah buku yang diberi judul “Go Rin no Sho“ buku lima lingkaran, yang dibagi menjadi “Chi no maki“ buku tanah, “Mizu no maki“ buku air, “Kaze no maki“ buku angin, “Hi no maki“ buku api, dan “Ku no maki“ buku hampa, sampai hari ini, bukunya telah menjadi “bible“ bagi insan-insan yang mendalami seni bertarung, baik di Jepang maupun di seluruh dunia! Miyamoto Musashi tutup usia pada tanggal 19 Mei 1645, dan kisahnya terus menjadi legenda yang tiada pernah sirna, untuk menginsipirasi kita semua!

Dalam buku  “Go Rin no Sho“ yang ditulis menjelang akhir hayatnya, Miyamoto Musashi menuliskan pengalaman-pengalamannya bagaimana menjadi tidak terkalahkan, yang dia beri nama Heiho Niten Ichiryu, yang berisikan proses dan metode belajar untuk meraih kemenangan/cita-cita. Pada epilog buku “Go Rin no Sho“,  Miyamoto Musashi mengatakan : “Inti sari pelajaran Heiho Niten Ichiryu, berada dalam bab Ku”, dan mengajak kita untuk “menjadikan Ku sebagai tuntunan jalan hidup kita, dan jalan hidup kita sebagai KU!” Pengucapan “Ku“ dalam bahasa Jepang bisa berarti “Ku“ kosong/tidak tahu, dan “Ku“ pencerahan/memahami, sedangkan “Ku“ yang dikatakan oleh Miyamoto Musashi dalam epilog bukunya, sebenarnya adalah Metode dan Proses, atau strategi belajar untuk menyempurnakan diri! Dimana Miyamoto Musashi mengajarkan pada kita, bagaimana mempersiapkan diri (belajar/melatih), bagaimana mengenali diri kita (jalan hidup/jati diri), bagaimana memahami jalan hidup dengan mematuhi aturan-aturan dan etikanya, bagaimana menjalani proses dari ku/tidak tahu, menjadi ku/menjadi tahu, dan mengalami ku/pencerahan, dan ketika kita sudah bisa berpikir, bertutur kata, memutuskan dan bertindak tanpa sedikitpun terpapar oleh perasaan, tanpa tercemar hawa napsu, dan tanpa terpengaruh oleh siapapun, itulah yang dinamakan “Ku“ yang sebenarnya, “Ku“ yang sejati, “Ku“ yang hakiki! 

God hand“ Masutatsu Oyama. 

Masutatsu Oyama dilahirkan di Kim Jee, sebuah desa kecil di Korea pada tahun 1923, dengan nama Hyung Yee, sejak kecil belajar seni bela diri tradisional Korea Chabee, pada usia 13 tahun berimigrasi ke Jepang.

Gambar

Masutatsu Oyama sangat terinsipirasi oleh kisah Miyamoto Musashi, dan menjadikan Miyamoto Musashi sebagai panutan, serta mengikuti jejaknya untuk mengasing diri dan berlatih keras karate selama 1 tahun di gunung Minobu pada tahun 1946, tahun berikutnya dia menjuarai kejuaraan bela diri pertama yang diadakan di Jepang setelah perang berakhir, setelah itu, selama satu setengah tahun Oyama berlatih keras lagi di gunung Kiyozumi, setelah turun gunung, Oyama mencoba kekuatannya untuk membunuh sapi-sapi jantan hanya dengan pukulan seiken (mata kepalan), dan sabetan shuto (pisau tangan)! Tujuh bulan kemudian, dia telah berhasil menjatuhkan 50 ekor sapi jantan!

Gambar

Masutatsu Oyama mencapai tingkatan sabuk hitam yang pertama (Dan 1) pada usia 16 tahun, dan meraih Dan 2 pada usia 17 tahun, di bawah bimbingan langsung bapak karate Jepang, Gichin Funakoshi pendiri aliran shotokan, tahun 1954 melakukan tour ke Amerika serikat, untuk mengenalkan karate,  sekembalinya dari Amerika, dia mendirikan dojo pertama yang diberi nama Dojo Oyama dibekas reruntuhan Mejiro di Tokyo, 1955 mengikuti pertandingan di Amerika melawan pegulat dan petinju profesional, dan melawan seekor banteng jantan dengan tangan kosong! 1956 melakukan perjalanan ke Asia tenggara, dan mengalahkan petarung kick boxing yang sangat legendaris di Muang Thai yang dijuluki black cobra! 1957 mendirikan dojo di Ikebukuro, yang akhirnya menjadi dojo pusat hingga kini, 1958 buku “What is Karate“ diterbitkan, 1965 “This is Karate“, kitab suci karate diterbitkan, 1966 diadakan kejuaraan karate  All Japan Open,  yang digelar setiap tahun, dan masih berlanjut sampai hari ini, 1975 diterbitkan “Boys Karate“, 1970 diterbitkan “Advanced Karate”, 1975 dimulai Kejuaraan Dunia terbuka yang diikuti oleh 128 peserta dari 36 negara, yang digelar setiap 4 tahun, dan berlanjut sampai hari ini, diterbitkan “My Five Ring of Karate“, 1978 diterbitkan “Essential karate“, tahun berikutnya : “Kyokushin way“, “Karate, the word of the ultimate“, “My trip arround the world“, pada tanggal 26 April 1994, “Miyamoto Musashi” abad 20, meninggalkan kita untuk selama-lamanya.

Gambar

Masutatsu Oyama telah pergi, tetapi pikiran-pikirannya, ajaran-ajarannya, falsafah dan filosofinya, akan terus menginsipirasi generasi muda di seluruh dunia, untuk mengikuti jejak-jejak langkahnya di jalan pertarungan (budo), untuk mencari “kebenaran yang sejati/kesempurnaan“ (kyokushin) dalam kehidupan kita! Kini aliran Kyokushin Karate telah berkembang pesat di lebih 130 negara di seluruh dunia, bahkan kabar terakhir, di Shang Hai China, pusat dan sumber, serta kiblat seni bertarung diseluruh dunia, juga telah berdiri branch chief Kyokushin karate! Hampir 14 tahun Masutatsu Oyama telah meninggalkan kita, tetapi kini jutaan anak-anak muda di seluruh dunia, telah bergabung dalam barisan Kyokushin karate, untuk menempa jiwa dan raganya, menggembleng mentalnya, dan membakar semangatnya, serta membentuk moral dan pekertinya! Umur manusia adalah sesuatu yang teramat singkat dan sangat tidak berarti, tetapi darma bakti nya akan terus berlanjut hingga akhir kehidupan di dunia!

Yogyakarta, 11 Mei 2008.

Silvester Sebastian.

 

Daftar pustaka :

1. Rahasia  Miyamoto Musashi. Penerbit sang Saka Gotra.

2. Karate the World of the Ultimate. Masutatsu Oyama.

3. My Trip Arround the World. Masutatsu Oyama.

4. Harian Kompas.

5. Dari berbagai sumber.

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar