Cerita Pendek Di Suatu Dojo Kyokushin

Cerita pendek

CINTA BIRU KYOKUSHIN

Gambar

Sensai Rangga melihat dengan haru, kepada murid muridnya yang berdatangan ke Dojo Kyokushin “Lion King” yang ia dirikan sekitar 30 tahun yang lalu. Malam itu hujan turun dengan derasnya, petir menyambar-nyambar sedang meluapkan amarahnya yang tiada hentinya, sebagian lantai teras Dojo basah oleh tempias air hujan. Tetapi walau alam sedang mengamuk itu, murid-murid Sensai Rangga tiada kenal menyerah untuk datang ke Dojo untuk tetap mengikuti latihan rutin Kyokushin Karate. “Itulah jiwa Bushido” guman Sensai Rangga dalam hatinya lirih.

Sensai Rangga berpendapat : Jiwa Bushido bukan milik bangsa Jepang, siapapun bisa memiliki Jiwa Bushido itu, dan Jiwa Bushido itu butuh latihan yang terus menerus dan berkelanjutan. Jiwa Bushido tidak bisa di raih dengan belajar semalam suntuk, tapi diperoleh dengan latihan bertahun-tahun tanpa henti tanpa lelah dan tanpa menyerah. Dan Kyokushin Karate adalah salah satu yang paling efektif dalam melatih jiwa kita yang kerdil menjadi jiwa Bushido.

Lamunan Sensai Rangga melambung menembus dimensi waktu, suatu waktu di masa kecilnya ketika pertama kalinya masuk Dojo Kyokushin Karate. Masa Kecil Sensai Rangga adalah anak yang berjiwa pengecut, tidak berpengalaman, kurang bisa di atur, suka bimbang dalam hati, minder, penakut, tidak berani tampil, mengekor dan agak rendah diri.

Sikap-sikap itu yang membuat jengkel orang tuanya kepada Sensai Rangga, sehingga akhirnya dengan ketulusan niat, maka orang tua Sensai Rangga memasukkannya ke dalam semua kegiatan olah raga bela diri, tetapi kemudian orang tua Sensai Rangga menemukan kebulatan tekad untuk memasukkannya ke Dojo Kyokushin Karate. Karate yang di ciptakan oleh Sosai Masutatsu Oyama. The Legend Bull Fighter !!

Demikianlah, masa-masa penggemblengan diri di Jalan Bushido Sensai Rangga dimulai sejak saat itu… Mengingat masa pertama kalinya masuk Dojo Kyokushin, Sensai Rangga merasa sangat terharu dan bersyukur… Sensai Rangga sangat berterima kasih kepada orang tua-nya yang mempunyai inisiatif memasukkannya ke Dojo Kyokushin…..

Gambar

Osu Sensai !… Selamat malam, adakah latihan sudah bisa kita mulai dan murid-murid sudah bisa kita bariskan ? “ Tanya Senpai Lindu, Assistant pelatih Sensai Rangga yang saat ini sudah mencapai tingkatan Kyu 2.

Sensai Rangga terhenyak dari lamunannya….” Osu ! “, jawabnya singkat.

Maka bergegas Senpai Lindu memberi aba-aba kepada semua murid yang hadir untuk mengatur barisannya, sebab latihan akan segera di mulai.

Yoi Dachi !” Teriak Senpai Lindu, diikuti semua murid berbaris mengikuti tingkatan sabuk yang di sandangnya dengan sangat khitmad.

Seiza !” teriak Senpai Lindu lagi yang diikuti dengan semua murid langsung duduk Seiza.

Shomen Ni Rei !” Teriak Senpai Lindu lagi yang di ikuti dengan semua murid membungkuk hormat kedepan.

Mokuso !” teriak Senpai Lindu lagi yang diikuti dengan semua murid melakukan Meditasi Zen, setelah itu di akhiri dengan teriakan “ Mokuso Yame!

Demikianlah upacara pembukaan latihan di ikuti dengan khidmad oleh semua Karateka. Sensai Rangga selalu mengingat-ingat pesan Gurunya, bahwa Upacara Pembukaan dan Penutupan latihan di Kyokushin itu harus khidmat, sebab itu pendidikan Zen, pendidikan Zen itu pendidikan budi pekerti, dan pendidikan budi pekerti itu menghaluskan jiwa dan melembutkan hati. Jika selalu di ulang-ulang terus kekhidmatan upacara pembukaan dan penutupan latihan ini, maka semua Karateka akan mempunyai jiwa dan hati selembut bunga.

Semua pelajaran tentang Kyokushin yang Sensai Rangga terima dari Gurunya, selalu ia informasikan secara menyeluruh ke semua murid-muridnya, supaya kesinambungan Kyokushin itu benar di generasi mendatang, tidak terjadi distori ajaran dan pengkerdilan Kyokushin di generasi kemudian. Itulah Jalan Hidup Sensai Rangga, meletakkan ajaran Kyokushin secara komplet dan benar seperti apa yang telah diajarkan Sosai Oyama, Sang Penemu, tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri.

Sensai Rangga merasa, bahwa telah terjadi transformasi sikap dan sifat dalam dirinya, dari sifat-sikap yang negative ke sifat-sikap positif setelah mengikuti latihan Kyokushin Karate.

Menurut Sensai Rangga, Kyokushin Karate adalah bela diri Bushido yang sangat keras, tetapi fakta dan kenyataannya malah membuatnya berhati lembut…

Andaikan Indonesiaku, rakyatnya pada umumnya mempunya sikap dan sifat Bushido, maka Indonesiaku akan kaya raya mengalahkan bangsa bangsa lain di muka bumi ini, apalagi kekayaan sumber alam dan sumber daya manusia yang melimpah…..seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia….” Keluh Sensai Rangga dalam hatinya…

Malam itu Kihon dilaksanakan dengan sangat bersemangat, “Kiae” (teriakan) murid murid Sensai Rangga menggelegar di angkasa seperti menantang duel dengan gempuran petir yang terus menyambar di hujan yang deras itu. “ Hai petir, inilah aku, Kyokushin Karateka, murid Sosai Oyama, lawanlah aku”, begitulah suara “Kiae” dalam teriakan yang padu, dalam dan menggelegar.

Gambar

Osu !, wahai murid-murid Sosai Oyama di Dojo Lion King yang saya bina, ingatlah pesan-pesan yang akan Sensai sampaikan kepada kalian. Pesan-pesan ini saya dapat dari guru saya, dan guru saya didapat dari gurunya pula sambung menyambung sampai ke Sosai Oyama, Master Kyokushin” prolog nasehat Sensai Rangga kepada murid-muridnya, ketika sesi istirahat setelah Kihon.

Kyokushin itu Zen Budo Ichi, bersatunya kelembutan pribadi dan kekuatan seni perang/seni bela diri. Jika kalian nanti menjadi perkasa tapi hatinya jahat-pengecut-penipu-culas-cinta uang kalian tidak layak menjadi seorang Kyokushin Karateka. Jika kalian berhati lembut, rendah hati, tidak sombong dan prilaku positif lainnya tetapi kalian lemah, kalian juga tidak layak menjadi seorang Kyokushin Karateka

Semua pendidikan dan prosedur latihan di Kyokushin sangat berguna untuk kehidupan kalian di masyarakat, lakukan semua dengan penuh khitmad dan tegas. Tata Upacara pembukaan dan penutupan latihan akan melembutkan hati dan jiwa kalian. Chalisthenic dan Stretching dalam latihan akan menyehatkan kalian serta memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh. Kihon akan menumbuhkan jiwa pantang menyerah, cross the limit dan jiwa tidak kenal mundur. Idogeiko Kihon akan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri kalian. Meditasi Mokuso akan menjernihkan hatimu. KATA akan membuat jiwamu tenang dan Kumite akan menghancurkan jiwa kerdilmu. Jangan pernah tinggalkan Kyokushin dalam hidupmu. Kyokushin itu mutiara yang tiada ternilai harganya dalam perkembangan pribadimu. Buatlah Kyokushin itu menjadi jalan hidupmu sampai ke ujung dunia

OSU !!!” jawab dan teriak semua murid Sensai Rangga yang hadir di Dojo malam itu.

Semua hati murid-murid yang hadir berguman dan bertekad dalam hatinya “Saya tidak akan meninggalkan jalan latihan di Kyokushin Karate, Ini jalan hidup saya, ini cinta biru saya, cinta yang tiada pernah berakhir walau waktu selalu berlalu

Malam itu latihan di akhiri dengan menyisakan semangat yang membara kepada semua yang hadir latihan di hari hujan yang lebat itu, semangat yang tak akan pernah padam walau alam melarang sekalipun. Walau telah berlatih 30 tahun lebih, tapi Sensai Rangga tetap mempunyai semangat yang sama ketika mulai memasuki Dojo pertama kali dulu ketika masih kanak-kanak.

Selesai latihan, murid-murid pulang ke rumah masing-masing dengan menerobos lebatnya hujan, ada yang membawa mantel hujan, ada juga yang tetap memakai Dogi Kyokushin sambil berbasah-basah diterpa hujan lebat. Mereka bangga dengan memakai Dogi dengan kanji Kyokushin di dada kiri, “Hai hujan lebat !, inilah aku Kyokushin Karateka, lihat Kanji di Dogi kami”… Kanji yang diciptakan oleh Sosai Oyama. Kanji yang akan selalu menempel di dalam hati sanubari semua murid-murid Kyokushin.

Gambar

Setelah Dojo Lion King sepi, Sensai Rangga merasa sangat bahagia di dalam relung hatinya yang terdalam, bahagia karena sampai detik itu, walau waktu sudah lebih dari 30 tahun, semangatnya untuk tetap berlatih Kyokushin tiada pernah redup sedikitpun.

Kyokushin hebat !!, Kyokushin luar biasa !! “ Serunya dalam hatinya.

Biasanya, setelah latihan selesai, ketika murid-murid sudah pulang semua ke rumah masing-masing, atau biasanya di temani assistentnya, Senpai Lindu. Sensai Rangga meneruskan latihannya sendiri, latihan pribadi Sensai Rangga biasanya mengulang-ulang melakukan teknik-teknik Kumite atau Kata puluhan kali, kemudian di akhiri dengan Sesi meditasi sekitar 30 menit.

Di dinding-dinding Dojo Lion King, Sensai Rangga sengaja menempelkan tulisan-tulisan atau plakat-plakat dari para Legenda Kyokushin dunia yang berisi kata-kata inspiratif untuk menyemangati murid-muridnya untuk menjadi Kyokushin Sejati. Seperti misalnya:

Wagai Iga Mina Wagashi “ (semua orang adalah Guru)

Soshin O Wasurezu “ (Cintailah segala sesuatu seperti pada cinta pertama)

Tidak ada orang asing di dojo ini, yang ada cuma sahabat yang belum bertemu

Lebih Kuat laksana Singa, tapi lebih lembut laksana bunga mawar

Sabuk putih itu sabuk hitam yang baru pertama kali masuk dojo, Sabuk Hitam itu sabuk putih yang sudah berlatih 1000 hari latihan “

“ 11 Moto Sosai Oyama dan Janji Dojo“

“ Uang sesuatu yang sangat berharga, tapi jangan jual harga dirimu dengan uang, jika kamu terbeli karena uang, maka KAMU KEHILANGAN DIRIMU”

“ Kyokushin nafas hidupku, Kyokushin cinta abadiku, Kyokushin ketenanganku”

“ Osu itu kerendahan hati “

Sensai Rangga tersenyum bangga jika membaca tulisan-tulisan itu ….tulisan yang akan terpatri dalam di dada semua murid-muridnya

Kyokushin itu cinta biru hidupku “ Guman Sensai Rangga sambil keluar Dojo dan bergegas pulang ke rumahnya dengan hati berbinar-binar.

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar